Gunung Sadu ( Pengembaraan Pendakian Dan Penelitian Gunung Sadu Soreang Kab. Bandung )


PENDAKIAN GUNUNG SADU (895 MDPL)
DAN PENELITIAN SEJARAH NAMA GUNUNG SADU DI DESA SADU, KECAMATAN SOREANG, KABUPATEN BANDUNG
Pendakian 17 Mei 2015 dan Penelitian 9 - 16 Mei 2015




Dokumentasi Aspar, 2015

Desa Sadu adalah salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Soreang di provinsi Jawa Barat yang masuk ke dalam dareah yang memiliki tingkat hasil pertanian serta industri yang tinggi. Serta masyarakat Desa Sadu pun menjadi lebih beragam. Namun berbicara perihal masyarakatnya yang telah beragam Desa Sadu pun tetap menjaga pola kebudayaannya.
Gunung Sadu yang terletak di Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Begitu menarik untuk di daki serta di teliti mengenai tentang asal mulanya Nama Gunung Sadu. Dengan menjadikannya objek pendakian dan penelitian ini dan di rasa sangat luas serta tidak terbentur oleh pakem - pakem dan aturan-aturan yang meningkat pada kesenian dan budaya yang ada disana khususnya Desa Sadu. Penelitian pun dapat merujuk pada fokus asal mula nama Gunung Sadu, dalam peroses penyususnan proposal pengembaraan.
 Sesuai dengan aturan yang tertera pada TATIBDAS Mapala Arga Wilis Bab XI pasal 20 ayat 1 dan 2 yang isinya bahwa setiap anggota muda berkewajiban untuk melaksanakan dua pengembaraan, yang isinya kewajiban melaksanakan pengembaran ke satu melakukan sebuah pendakian dan penelitian Gunung yang ada di Bandung dan pengembaraan ke dua minat pengambilan Divisi salah satunya yaitu Divisi seni budaya yang terbagi menjadi dua bagian diantaranya penelitian dan sosiologi pedesaan (sosped) dan Divisi Gunung hutan mendaki di atas ketinggian 3000 mdpl,  oleh sebab itu penulis sebagai anggota muda akan melaksanakan pengembaraan yang pertama melakukan pendakian dan penelitian, penulis akan memilih Gunung Sadu yang terletak di Desa Sadu, Kec. Soreang, Kab. Bandung.
Gunung Sadu[1] adalah gunung yang termasuk kedalam hutan produksi dengan ketinggian 895 Mdpl memiliki curah hujan sekitar 300 – 1500 mm/tahun. dan suhu rata-rata 22°-30°c berada di Letak geografis  7°02′06’’ LS dan 107°30′38’’ BT.
Tumbuhan dan hewan yang hidup di Gunung Sadu salah satunya Pohon bambu, pohon jambu batu dan pohon mangga. Pohon Bambu Banbuseae adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Pohon Jambu Batu Psidium guajava Pohon jambu biji adalah tanaman tropis yang berasal dari Brazil, Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam manis. Pohon Mangga adalah tanaman tropis yang berperawakan besar, dapat mencapai tinggi 40 meter atau lebih, bercabang agak kuat dengan daun - daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah oval atau memanjang warna kulit batang yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam. Kemudian jenis satwa terdapat di Gunung Sadu di antaranya Ular Kobra, Sanca dan Kadal :
Ular Malaypython Reticulatus Sanca kembang atau sanca batik adalah sejenis ular yang berukuran besar dan memiliki ukuran tubuh terpanjang di antara ular lain dapat melebihi 8.5 meter. Ular Sanca relatif mudah dibedakan dari ular-ular lain dengan melihat sisik-sisik dorsalnya yang lebih dari 45 deret, dan sisik-sisik ventralnya yang lebih sempit dari lebar sisi bawah tubuhnya. Ular Kobra Naja Ular kobra biasanya berhabitat daerah tropis dan gurun di Asia dan Afrika. Beberapa jenis kobra dapat mencapai panjang 1,2–2,5 meter. ular kobra melumpuhkan mangsanya dengan menggigit dan menyuntikkan bisa dan mampu membunuh manusia. Kadal Kebun Mabuya multifasciata Kadal kebun adalah hewan bersisik
berkaki empat yang termasuk kelompok reptil, kadal yang memiliki pola warna bentuk dan ukuran
yang sangat beragam. Sebagian jenisnya mempunyai sisik - sisik yang halus berkilau, Kebanyakan kadal bertelur (ovipar), meskipun ada pula yang melahirkan anak (vivipar) juga.

A.    Sekilas tentang gunung yang didaki

Gunung sadu berada di Desa Sadu Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, sebuah Gunung yang kini telah menjadi situs memiliki sebuah nilai sejarah dan Folklor bagi warga sekitar. Folklor sendiri adalah cerita rakyat yang diturunkan secara turun menurun, dari situlah awal ketertarikan penulis untuk menelusuri kawasan Situs Gunung Sadu.
(Dokumentasi : Aspar, 2015)

Bapak Chandra Juhara atau biasa di panggil Pa Ocan adalah seorang Juru Pelihara situs Gunung Sadu, beliau menceritakan sejarah berdirinya Desa Sadu kepada Penulis dan Tim, konon dahulu  saat desa sadu masih berupa hutan belantara sudah ada 4 orang tokoh (4 sekawan) yang menjadi cikalbakal terciptanya sebuah Desa. Mereka ahli beladiri dan mempunyai tingkat penguasaan energi yang cukup kuat dan sering bertapabrata di puncak Gunung Sadu yang sekarang telah menjadi sebuah situs. Mbah Tinggarjaya, Mbah Paduraksa, Mbah Malim dan Mbah Lewi memiliki tugas masing-masing saat itu, dari mulai juru damai, ahli pemerintahan dan bagian tata ruang desa, sampai akhirnya terbentuklah Desa Sadu . Dari cerita itu terlihat sebuah pertanyaan dalam benak penulis, dari manakah 4 sekawan tersebut berasal? sejauh mana tingkat penguasaan energi 4 sekawan tersebut? tapabrata yang di maksud itu seperti apa? mengapa harus di puncak gunung yang sekarang di sebut gunung sadu sedangkan disana banyak sekali gunung? apa gunung sadu istimewa? Ke istimewaan apa yang dimiliki oleh gunung sadu? dari situ semakin kuat juga niat penulis untuk menelusuri kawasan situs gunung sadu dengan harapan pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat terjawab disertai pembuktian secara ilmiah bukan mistis.
Gunung Sadu adalah gunung yang termasuk kedalam hutan produksi karna Gunung ini di dominasi oleh banyaknya pohon bambu, Gunung Sadu terletak di Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung dengan ketinggian 895 Mdpl memiliki curah hujan sekitar 300 – 1500 mm/tahun. dan suhu rata-rata 22°-30°c berada di Letak geografis  7°02′06’’ LS dan 107°30′38’’ BT.
Tumbuhan dan hewan yang hidup di Gunung Sadu salah satunya pohon bambu, pohon jambu batu dan pohon mangga dan jenis satwa terdapat di Gunung Sadu di antaranya Ular Kobra, Sanca, Kadal dan Semut Merah, penulis melihat Flora yang ada di Gunung Sadu antara lain nyamuk, ulat, Semut Merah, haya itu yang penulis ketahui. Fauna yang ada di Gungung Sadu sangat banyak tapi tidak semua fauna yang penulis sebutkan antara lain pohon bambu, pinus, serta pohon kamboja.

B.     Jalur pendakian
Untuk jalur pendakianya sendiri penulis dan tim sudah mencari data sebelumnya tapi belum ada nama untuk setiap jalur dan tidak ada pos – pos jadi penulis dan tim mengikuti jalur yang sudah ada dan di buat oleh Pak Chandra Juhara seperti jalan setapak.

1. Rute Perjalanan Menuju Puncak Sadu Via Lapangan Sepakbola

No
Rute
Keterangan
Waktu Tempuh
1.
Gapura pertama Kp. Santiong, Cijengkol – Lapangan Sepakbola Sadu
Tracking1
20 menit
2
Lapangan Sepakbola Sadu – Puncak Gunung Sadu
Tracking1
10 menit
Total Perjalanan Menuju Puncak Sadu
30 Menit

2. Rute Perjalanan Turun Menuju Kp. Sindangmulya Via Lapangan Sepakbola

No
Rute
Keterangan
Waktu Tempuh
1.
Puncak Gunung Sadu – Lapangan Sepakbola Sadu
Tracking1
20 menit
2
Lapangan Sepakbola Sadu – Kp. Sindangmulya
Tracking1
10 menit



     1.            1 Berjalan dalam kata bahasa Inggris


BAB III
PENDAKIAN
A.      Kronologis Perjalanan




Minggu, 17 Mei 2015 pukul 06.10 WIB. Seharusnya penulis dan tim melakukan upacara tapi karna pucuk Mapala Arga Wilis tidak ada, penulis dan tim hanya mendokumentasikan sebelum pemberangkatan di basecamp mapala Arga Wilis, kemudian berpamitan untuk menjalankan tugas sebagai anggota muda Angkatan ke-22 Mapala Arga Wilis yaitu pengembaraan pertama pendakian dan penelitian Gunung Sadu.
Pukul 06.11 WIB penulis, tim dan pebimbing perjalanan Arief Rachman berjalan ke depan keluar gerbang kampus saat berjalan penulis dan tim berbincang–bincang tentang jalur yang akan di lewati dan memperkirakan jarak tempuh perjalanan, sesudah sampai di gerbang penulis dan tim menaiki mobil angkutan umum (Ciwastra – Cijerah – Derwati) di dalam mobil angkutan umum penulis mendokumentasikan Wilisian Hikmat yang sedang ngantuk dan supir angkutan umum.
Pukul 06.25 WIB sampai di perempatan kopo penulis dan tim turun dari mobil angkutan umum lalu bergegas menaiki mobil angkutan umum Soreang, ketika di dalam mobil penulis dan Wilisian Lutfhi mengobrol tentang perkiraan sampai jam berapa di soreang dan saat mengobrol terlihat Wilisian Hikmat dan pembimbing perjalanan Arief Rachman mengantuk di dalam mobil. Pada pukul 06.58 WIB Mobil angkutan umum telah sampai di Kabupaten Soreang kemudian memasuki pom bensin untuk mengisi bensin dan melanjutkan perjalanan. Pukul 07.03 WIB penulis dan tim berhenti lalu turun di Alun-alun Soreang.
Pada pukul 07.06 WIB penulis, tim beserta pebimbing perjalanan mencari makanan untuk sarapan pagi dan akhirnya penulis dan tim memilih membeli bubur ayam, sesudah beres makan penulis berjalan - jalan di sekitarsn alun-alun dan melihat ada aktivitas rutin setiap hari minggu banyak orang yang lagi senam dan di dominasi oleh Ibu–ibu, kemudian penulis mendokumentasikannya terlihat keceriaan, penulis kembali melanjutkan perjalanan menuju Desa Sadu.
Pukul 07.13 WIB penulis dan tim menaiki mobil angkutan umum Ciwidey di dalam mobil penulis terasa tidak bisa bernafas dan susah untuk duduk karna penumpang yang begitu banyak di dalam mobil. Pukul 07.30 WIB Penulis dan tim sampai di Jl. Cijengkol (Gapura pertama Lapangan Sepak Bola) penulis dan tim kemudian berjalan menuju  Gapura kedua Lapangan Sepak Bola Sadu yang berada di atas, saat dalam perjalanan penulis berada di posisi yang paling depan dan disusul oleh Wilisian Lutfhi saat menanjak kemudian Wilisian Lutfhi mendokumentasikan saat penulis berjalan dengan Wilisian Hikmat. Pukul 07.44 WIB penulis dan tim sampai di Gapura Kedua Lapangan Sepak Bola Desa Sadu kemudian penulis mendokumentasikan dan kembali berjalan, saat di perjalanan penulis dan tim menemukan 2 jalur berbeda dan tidak ada nama pada jalur tersebut penulis dan tim memilih jalur kanan yang menuju lapangan sepak bola sadu. Pada pukul 07.54 WIB penulis dan tim sampai di lapangan sepakbola Desa Sadu kemudian penulis dan tim beristirahat sekitar 5 menit di sebuah saung yang berada di sebelah lapangan sepak bola, pukul 08.03 WIB saat beristirahat Wilisian Hikmat menanyakan tisu kering karna ingin membuang air besar dulu saat menunggu Wilisian Hikmat, penulis memakai autan karna terasa banyak nyamuk. Pada pukul 08.10 WIB penulis dan tim melakukan orpet (orientasi peta) dan menentukan jarak tempuh, ketika melakukan orpet penulis dan tim membidik Gunung Singa dan Gunung 861 pukul 08.29 sudah menemukan titik kordinat LS : 107o 02’ 13”, BT: 07o 07’ 25” dan jarak tempuh ke puncak Gunung Sadu sekitar setengah Kilometer pada saat melakukan orpet penulis dan tim berpapasan dengan Narasumber Pak Chandra Juhara.
Tepatnya pukul 08.39 WIB sesudah beres melakukan orpet penulis dan tim siap - siap melakukan pendakian, penulis bersama pembimbing perjalanan berfoto–foto, kemudian penulis dan tim bersama narasumber pak Chandra Juhara melanjutkan perjalanan mendaki Gunung Sadu sebelumnya sudah ada jalur pendakian yaitu jalan setapak yang di buat oleh pak Chandra Juhara tapi belum ada nama pada jalur tersebut dalam perjalanan ada dua jalur yang pertama jalur langsung menuju puncak dan yang kedua berputar mengelilingi Gunung untuk menuju puncak penulis dan tim memilih jalur yang langsung ke puncak.
Pukul 09.28 WIB perjalanan sekitar 30 menit penulis dan tim sampei di puncak Gunung Sadu pada saat di puncak penulis melihat ada beberapa orang yang sedang beristirahat di saung dan ada pak Chandra Juhara sedang membuat saung di bantu oleh Warga Desa Sadu, pada pukul 09.58 WIB penulis dan tim mulai memasak nasi, penulis memotong-motong naget dan menggorengnya sambil menunggu nasi siap, penulis beserta pembimbing dan Wilisian Lutfhi berfoto – foto, pada pukul 10.30 WIB  nasi sudah siap di makan, penulis beserta tim dan pembimbing mulai makan. Pada pukul 11.17 WIB sesuadah beres makan penulis dan tim packing beres-beres sampah dan bergegas untuk turun ke bawah melewati jalur yang sebelumnya di daki sampai di lapangan bola penulis dan tim melewati jalur belakang Gunung Sadu masuk ke kampung Sindang Mulya. Pada pukul 12.11 WIB penulis dan tim sampai di kampung Sindang Mulya kemudian penulis dan tim melakukan sosiologi pedesaan (sosped) menemui Pak RT dan RW Sesudah beres melakukan sosiologi pedesaan sekitar pukul 12.50 WIB penulis dan tim kemudian bergegas berangkat kembali menuju basecamp Mapala Arga wilis pukul 12.53 WIB penulis dan tim sebelumnya menggunakan angkutan umum Ciwidey untuk menuju Alun–alun Soreang tapi karna jarak yang dekat jadi penulis dan tim  sepakat untuk berjalan kaki, pada saat di perjalanan penulis dan Wilisian Lutfhi berhenti untuk membeli minuman di Indomaret kemudian melanjutkan perjalanan pada pukul 13.18 WIB penulis dan tim tiba di Alun–alun soreang istirahat sejenak lalu menaiki mobil angkutan umum Soreang – Lewi panjang, di dalam mobil angkutan umum, penulis melihat Wilisian Hikmat dan Wilisian Lutfhi tertidur. Pada pukul 14.30 WIB penulis dan tim sampai di terminal Lewi Panjang seharusnya berhenti di Perempatan Kopo di karnakan tidak tepat berhenti, kemudian penulis dan tim harus berjalan menuju perempatan kopo lalu menaiki mobil angkutan umum Ciwastra – Cijerah di dalam angkutan umum penulis dan pembimbing perjalanan duduk di paling depan. Pada pukul 15.19 WIB penulis dan tim sampai di basecamp Mapala Arga Wilis dengan sehat dan selamat.

B. Kondisi gunung saat di daki
Kondisi Gunung Sadu pada saat itu aman untuk melakukan pendakian . Gunung ini tidak termasuk ke dalam  Gunung berapi, kondisi terakhir  cuaca  Gunung cerah tidak terjadi hujan namun ketika turun dari puncak terlihat mendung, tumbuhan yang ada di Gunung Sadu kebanyakanya di dominasi oleh bambu tapi penulis juga melihat pohon pinus, pohon kamboja, saat penulis berada di puncak Gunung Sadu terdapat banyak semut merah berada di Puncak.
Penulis juga masih melihat ada sisa - sisa sampah yang berserakan. Keadaan itu membuat penulis prihatin dan penulis memungguti sebagian sampah yang ada di puncak, kemudian untuk jalur pendakian penulis sendiri belum ada nama untuk setiap jalur dan tidak ada pos – pos jadi penulis dan tim mengikuti jalur yang sudah ada seperti jalan setapak.






[1]http://www.geographic.org/geografic_names//name.php?uni=9151035£fid=2583£c=indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Kampung Mahmud Taman Kopo Indah (Pengembaraan Penelitian Wilisian Mapala Arga Wilis) Institute seni budaya Indonesia Bandung

Kedatangan Al Mahdi